BAB I
- Latar Belakang
Istilah opinion leaders menjadi perbincangan dalam literatur komunikasi
sekitar tahun 1950-1960-an, sebelumnya literatur komunikasi yang sering digunakan yaitu kata-kata influentials, influencers atau tastemakers untuk menyebut opinion leaders. Kemudian kata opinion leaders lebih sering dikenal
dimasyarakat pedesaan, sebab pada saat itu tingkat media masih rendah serta
pendidikan yang belum maju. Jadi kebutuhan akan informasi dipedesaan diterima
dari mereka yang mempunyai pemahaman yang tinggi serta kebutuhan akan media yang
tidak rendah.
Melalui bukunya Diffusion of Innovation
(1971), Everett M. Rogers mengembangkan konsep difusi inovasi yang dirangkum
dalam sebelas bab pembahasan. Dalam makalah ini, akan ditampilkan intisari dari
chapter 8. Chapter 8 membahas tentang opinion leadersdan pengaruhnya terhadap
suatu inovasi.
- Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud opinion leaders?
2. Apa saja model alur
komunikasi massa?
3. Apa yang dimaksud dengan homophily dan heterophily?
4. Bagaimana karakteristik
seorang opinion leaders?
5. Apa saja contoh-contoh
penerapan opinion leaders?
- Tujuan
1. Menjelaskan sejarah dan
definisiopinion leaders
2. Menjelaskan apa saja model
alur komunikasi massa
3. Menjelaskan maksud dari homophily dan heterophily
4. Menjelaskan karakteristik
seorang opinion leaders
5. Memberikan contoh-contoh
penerapan opinion leaders
BAB II
PEMBAHASAN
- Opinion
leaders
Sejarah Opinion
Leaders
Istilah opinion leaders menjadi perbincangan dalam literatur komunikasi
sekitar tahun 1950-1960-an, sebelumnya literatur komunikasi yang sering digunakan yaitu kata-kata influentials, influencers atau tastemakers untuk menyebut opinion leaders. Kemudian kata opinion leaders lebih sering dikenal
dimasyarakat pedesaan, sebab pada saat itu tingkat media masih rendah serta
pendidikan yang belum maju. Jadi kebutuhan akan informasi dipedesaan diterima
dari mereka yang mempunyai pemahaman yang tinggi serta kebutuhan akan media
yang tidak rendah.
Definisi Opinion Leaders
Opinion leadersatau pemimpin opini adalah individu
yang memimpin dalam
mempengaruhi pendapat orang lain
tentang inovasi. Perilaku pemimpin opini penting dalam
menentukan tingkat
adopsi suatu
inovasi dalam
suatu sistem. Bahkan, bentuk kurva Sdifusi terjadi
karenapemimpin opini sekali mengadopsi kemudian memberitahu orang lain tentang inovasi yang diadopsinya.
Opinion leaders adalah orang yang mempunyai keunggulan dari
masyarakat kebanyakan. Opinion
leaderslebih mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya, lebih kompeten
dan lebih tahu memelihara norma yang ada. Kemampuan dirinya memelihara norma
menjadi salah satu konsekuensi logis bentuk pelayanan atau suri teladan yang
diberikan atau ditunjukkan kepada masyarakatnya. Menurut Homanas
(1961),”Seseorang yang memiliki status sosial tinggi (pemimpin pendapat) akan
senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma kelompoknya sebagai syarat
minimal dalam mempertahankan statusnya.” (Depari dan Andrew, 1982).
Jadi, Opinion leaders dapat dikatakan
sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang tertentu yang mampu
memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial. Dalam
kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau
sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai model dimana
perilakunya (baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya.
- Model Arus Komunikasi Massa
Model Arus Komunikasi
Didalam pembahasan ini ada empat model
arus aliran pesan, yaitu model jarum injeksi (hypodermic needle model), Model aliran satu tahap (one-step flow model), model aliran dua arah tahap (two-step flow model), dan model aliran banyak tahap (multy step flow model). Yang masing–masing
model tersebut memliki kelebihan dan kekurangan dalam teori serta
penyampaiannya.
a) Hypodermic Needle Model (Model Jarum
Injeksi)
Secara substansial, model ini adalah one step flow, artinya arus komunikasi
disampaikan secara satu arah saja (dari media massa kepada audience). Dasar
pemikiran model ini adalah bahwa khalayak bersikap pasif terhadap berbagai
macam informasi yang disebarkan/disiarkan media massa. Sebaliknya media lebih
aktif untuk mempengaruhi audience. Maka teori ini disebut teori peluru (bullet
theory). Jadi jika sebutir peluru tembakkan, ia akan selalu menemukan sasaran,
dan sasaran yang dimaksud tersebut adalah khalayak.
Sehubungan dengan model ini Elihu Katz mengemukakan: media massa memiliki
kekuatan yang luar biasa besarnya dan mass audience dianggap seperti atom-atom
yang terpisah satu dengan yang lain serta tidak saling berhubungan dengan media
massa.
b) One-Step Flow Model (Model Aliran Satu Tahap)
Pesan model aliran satu tahap ini, media massa langsung berhubungan dengan
audiencenya. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan mengalir tanpa ada
perantara (audience bisa langsung mengaskes langsung media). Adapun perbedaan
diantara keduanya adalah :
1. Model aliran satu tahap mengakui bahwa media massa bukanlah all
powerfull dan tidak semua media mempunyai kekeuatan yang sama. Sedangkan Hypodermic
Needle Modelmenyakini bahwa media itu all powerfull,
ibarat peluru yang ditembakkan.
2. Aspek-aspek seleksi screening di pihak audience mempunyai pengaruh terhadap pesan. Dengan kata lain, pesan yang diterima sangat tergantung pada sistem
seleksi yang ada pada masing-masing audience.
3. Model aliran satu tahap mempengaruhi kemungkinan timbulnya reaksi atau
efek yang berbeda dikalangan audience terhadap pesan-pesan dari media yang
sama. Artinya pesan media yang sama diterima beberapa audience belum tentu
menimbulkan reaksi yang sama, begitu pula dengan efek yang ditimbulkan. Tetapi
dalam model jarum hipodemik, bahwa pesan yang disampaikan media massa akan
menimbulkan reaksi dan efek yang sama.
c) Two-Step Flow Model(Model Aliran Dua Tahap)
Dalam model ini pesan-pesan dari
media massa tidak seluruhnya langsung mengenai audience, tetapi pesan tersebut
disampaikan oleh pihak tertentu artinya pihak tertentu tersebut dikenal dengan opinion
leaders (pemimpin opini/pemuka pendapat). Ada dua tahap penyampaian pesan dalam
aliran ini.
Tahap 1:
dari sumber media untuk pemimpin opini (transfer informasi)
Tahap 2:
dari pendapat kepada pengikut mereka."Komunikasi pesan" mengalir dari
sumber-melalui saluran media massa untuk pemimpin opini - meneruskannya pada
para pengikut peran komunikasi yang berbeda:pengetahuan tentang inovasi, untuk
persuasi, keputusan untuk mengadopsi atau menolak, Implementasi, konfirmasi,
dan pengetahuan pencipta
d) Multy Step Flow Model(Model Aliran Banyak Tahap)
Pada prinsipnya, model ini adalah gabungan dari semua model yang sudah
disebutkan diatas. Model ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa menyebar
kepada audience atau khalayak melalui interaksi yang kompleks.
- Homophily dan Heterophily
Difusi diidentifikasi sebagai jenis komunikasi
khusus yang berhubungan dengan penyebaran inovasi. Pada teori Two-Step Flow, opinion leaders dan pengikutnya memiliki banyak kesamaan. Hal tersebut yang dipandang
dalam riset difusi sebagai homophily.
Rogers
mengemukakan bahwa “homophilyis the degree to witch pairs of individuals who
intract are similar in certains attributes”,
yang berarti derajat yang sama antara sepasang individu yang berinteraksi, atau tingkat dimana pasangan individu yang berinteraksi memiliki banyak
kemiripan sosial, contohnya keyakinan, pendidikan, nilai-nilai, status sosial
dan lain sebagainya. Lain halnya dengan heterophily,
”heterophily is the degree to which pairs
of individuals who interact are different in certain attributes”, yang
artinya tingkat di mana pasangan individu yang berinteraksi memiliki banyak
perbedaan. Persamaan dan perbedaan ini akan berpengaruh terhadap proses difusi
yang terjadi.
Homophily sering terjadi karena komunikasi lebih
efektif bila sumber dan penerima adalah homophilous. Ketika dua individu
berbagi makna umum, keyakinan, dan pemahaman bersama, komunikasi antara mereka
lebih mungkin untuk menjadi efektif. Individu menikmati kenyamanan berinteraksi
dengan orang lain yang serupa. Berbicara dengan mereka yang sangat berbeda dari
diri kita sendiri membutuhkan usaha lebih untuk membuat komunikasi yang
efektif. Heterophilous komunikasi antara individu yang berbeda dapat
menyebabkan disonansi kognitif karena seseorang terkena pesan yang tidak
sejalan dengan keyakinan yang ada, keadaan psikologis tidak nyaman. Individu
yang berangkat dari prinsip homophily dan berusaha untuk berkomunikasi dengan
orang lain yang berbeda dari diri mereka sendiri sering menghadapi frustrasi
komunikasi tidak efektif. Perbedaan kompetensi teknis, status sosial,
kepercayaan, dan timah bahasa untuk arti salah, sehingga menyebabkan pesan yang
akan terdistorsi atau untuk pergi diabaikan.
Tetapi komunikasi heterophilous memiliki potensi
informasi khusus, meskipun mungkin terjadi hanya jarang. Link jaringan
Heterophilous sering menghubungkan dua klik-klik, sehingga mencakup dua set
individu sosial berbeda dalam suatu sistem. Link-link antar heterophilous
sangat penting dalam membawa informasi tentang inovasi, seperti yang tersirat
di (1973) teori Granovetter tentang kekuatan hubungan lemah. Jadi, komunikasi
homophilous mungkin sering dan mudah tetapi mungkin tidak begitu penting karena
komunikasi heterophilous kurang sering dalam menyebarnya sebuah inovasi.
Homophily mempercepat proses difusi tetapi membatasi penyebaran inovasi kepada
individu terhubung dalam jaringan yang sama.
Homophily Sebagai Rintangan dalam Difusi
Homophily dapat bertindak sebagai penghalang tak
terlihat oleh aliran inovasi dalam sistem. Ide-ide baru biasanya memasuki
sistem melalui lebih tinggi status dan anggota lebih inovatif. Gelar tinggi
homophily berarti bahwa terutama orang-orang elit berinteraksi satu sama lain,
dan dengan demikian inovasi tidak "menetes ke bawah" untuk non-elit.
Pola difusi Homophilous menyebabkan ide-ide baru untuk menyebar secara
horizontal, bukan vertikal, dalam sebuah sistem. Homophily karena itu dapat
bertindak untuk memperlambat laju difusi dalam suatu sistem. Jika homophily
adalah penghalang untuk difusi, agen perubahan harus bekerja dengan set yang
berbeda dari pemimpin opini dalam suatu sistem. Jika jaringan interpersonal
dalam suatu sistem yang ditandai dengan tingkat tinggi heterophily, agen
perubahan dapat memusatkan perhatian hanya pada pemimpin opini beberapa dekat
bagian atas status sosial dan inovasi. Hal ini jarang terjadi.
Bukti yang ada menunjukkan Generalisasi 1:
jaringan difusi interpersonal kebanyakan
homophilous. Misalnya, individu status tertinggi dalam suatu sistem jarang
berinteraksi langsung dengan mereka status terendah. Demikian juga, inovator
jarang berkomunikasi dengan lamban. Meskipun pola homophily dalam jaringan
interpersonal yang bertindak untuk memperlambat difusi inovasi dalam suatu
sistem, tetapi juga memiliki manfaat. Misalnya, pemimpin opini berstatus tinggi
mungkin menjadi panutan tidak sesuai untuk seseorang dari status yang lebih
rendah, sehingga interaksi antara mereka mungkin tidak bermanfaat untuk yang
kedua.
Sebuah ilustrasi dari titik ini berasal dari
investigasi oleh Van den Ban (1963) dalam sebuah komunitas pertanian Belanda.
Ia menemukan bahwa hanya 3 persen dari pemimpin opini memiliki peternakan kecil
dari lima puluh hektar dalam ukuran, tetapi 38 persen dari seluruh lahan
pertanian di masyarakat lebih kecil dari lima puluh hektar. Pertanian paling
bijaksana keputusan manajemen untuk petani besar adalah untuk membeli peralatan
pertanian mekanisasi, seperti traktor dan mesin pemerahan, sebagai pengganti
tenaga kerja upahan, yang mahal. Pilihan ekonomi terbaik bagi petani kecil,
bagaimanapun, adalah untuk mengabaikan peralatan mahal dan berkonsentrasi pada
pertanian hortikultura intensif yang membutuhkan banyak tenaga kerja per
hektar. Seperti bisa diduga, Namun, petani kecil mengikuti contoh dari pemimpin
opini dengan peternakan besar, meskipun contoh ini tidak tepat untuk situasi
mereka. Dalam hal ini tingkat yang lebih besar dari homophily, sehingga petani
kecil akan berinteraksi terutama dengan para pemimpin opini yang diri petani
kecil, pasti menguntungkan.
Sebuah ilustrasi jaringan difusi homophilous dan
heterophilous disediakan oleh Rao, Rogers, dan Singh (1980), yang mempelajari
dua desa India. Satu desa sangat inovatif, sedangkan desa lain memiliki
norma-norma yang lebih tradisional. Difusi jaringan untuk berbagai padi baru
lebih homophilous di desa tradisional. Pemimpin opini di sini adalah orang tua
dan memiliki sedikit pendidikan formal. Sebagai perbandingan, pemimpin opini di
desa inovatif lebih muda, berpendidikan tinggi, dan dari kasta sosial yang
tinggi. Di desa yang lebih tradisional, difusi link jaringan itu sangat
homophilous; Brahmana berbicara dengan Brahmana, Harijan berbicara dengan
Harijan, dan sebagainya. Tapi di desa progresif, varietas padi baru mulai di
bagian atas struktur sosial dan kemudian menyebar dengan cepat ke bawah
melintasi garis kasta melalui link jaringan heterophilous. Jadi link jaringan
heterophilous dibantu penyebarannya dengan cepat.
Berikut ini adalah generalisasi tentang
karakteristik pemimpin opini dan pengikut di bawah berbagai tingkat heterophily
dalam sistem:
Generalisasi 2: Bila jaringan difusi
interpersonal heterophilous, para pengikut mencari pemimpin opini dari status
sosial ekonomi lebih tinggi.
Generalisasi 3: Bila jaringan difusi
interpersonal heterophilous, para pengikut mencari pemimpin opini dengan
pendidikan yang lebih formal.
Generalisasi 4: Bila jaringan difusi
interpersonal heterophilous, para pengikut mencari pemimpin opini dengan tingkat
yang lebih besar eksposur media massa.
Generalisasi 5: Ketika jaringan difusi
interpersonal heterophilous, para pengikut mencari pemimpin opini yang lebih
kosmopolit.
Generalisasi 6: Bila jaringan difusi
interpersonal heterophilous, para pengikut mencari pemimpin opini dengan kontak
agen perubahan yang lebih besar.
Generalisasi 7: Bila jaringan difusi
interpersonal heterophilous, para pengikut mencari pemimpin opini yang lebih
inovatif.
Keenam generalisasi menunjukkan kecenderungan
umum bagi para pengikut untuk mencari informasi dan saran dari para pemimpin
opini yang dianggap lebih teknis kompeten dari diri mereka sendiri. Ketika
heterophily terjadi, biasanya ke arah tingkat yang lebih besar dari kompetensi,
tapi tidak terlalu jauh lebih besar. Kita tidak boleh lupa bahwa pola umum
jaringan interpersonal adalah salah satu homophily dalam jaringan difusi.
Homophily Ini berarti bahwa para pengikut diad dari pemimpin opini biasanya
belajar pelajaran yang sesuai tentang inovasi melalui hubungan mereka dengan
dekat-rekan mereka pemimpin opini. Tapi jaringan ini difusi homophilous juga
memperlambat perkolasi dari suatu inovasi melalui struktur suatu sistem sosial.
Meskipun kesamaan dalam variabel statis seperti
usia dan karakteristik demografis lainnya jelas tidak dapat dijelaskan sebagai
hasil dari komunikasi yang mengarah ke peningkatan homophily.
Cara Mengukur dan Mengetahui Adanya Opinion Leaders
Empat metode utama
untuk mengukur dan mengetahui adanya opinion leaders dan link jaringandifusi :
- Metode Sosiometrik
Dalam metode ini, masyarakat ditanya
kepada siapa mereka meminta nasihat atau mencari informasi mengenai masalah
kemasyarakatan yang dihadapinya. Misalnya masalah itu mengenai difusi inovasi,
kepada masyarakat diajukan pertanyaan: “dari mana anda memperoleh informasi
tentang difusi inovasi?” jadi orang yang paling banyak mengetahui dan dimintai
nasihat tenteng masalah tersebut dialah yang disebut sebagai opinion leaders.
- Informants’ Ratings
Metode ini mengajukan pertanyaan tertentu
kepada orang /responden yang dianggap sebagai key informants dalam masyarakat
mengenai siapa yang dianggap masyarakat sebagai pemimpin mereka. Jadi dalam hal
ini responden tersebut haruslah jeli dalam mimilih siapa yang benar-benar harus
memimpin dalam masyarakat tersebut. Dari segi kepribadian, pendidikan, serta
tindakan yang dilakukannya terhadap masyarakat tersebut.
- Self-designating
techniques
Metode ini mengajukan pertanyaan kepada
responden dan meminta tendensi orang lain untuk menunjuk siapa yang mempunyai
pengaruh. Misalnya. Apakah seseorang yang memerlukan suatu informasi perlu
meminta keterangan kepada ibu /bapak. Jika jawabannya tidak maka hal tersebut
belum menunjukkan siapa yang sering dimintai keterangan. Hal ini sangat
bergantung kepada ketepatan (akurasi) responden untuk mengindentifikasi dirinya
sebagai pemimpin.
- Observasi
Metode dimana
penyidik mengidentifikasi dan mencatat perilaku komunikasi dalam suatu
sistem.Satu keuntungan dari observasi adalah bahwa data yang biasanya memiliki
tingkat validitas yang tinggi.Jika link jaringan secara tepat diamati, tidak
ada keraguan tentang apakah mereka ada atau tidak.Pengamatan bekerja lebih baik
di sistem yang sangat kecil, dimana pengamat sebenarnya bisa melihat dan
merekam interaksi interpersonal yang terjadi.Sayangnya, dalam pengamatan sistem
seperti kecil dapat menjadi teknik pengumpulan data sangat menonjol.Karena
anggota dari suatu sistem tahu mereka sedang diamati, mereka mungkin bertindak
berbeda.Selanjutnya, seorang pengamat mungkin harus sangat sabar jika jaringan
difusi perilaku yang dia inginkan untuk mengamati jarang terjadi.
Opinion leadersdikelompokkan
menjadi dua, yaitu opinion leaders
aktif dan opinion leaders pasif.
- Opinion
leaders Aktif (Opinion Giving)
Disini para opinion leaders tersebut sengaja mencari penerima atau followers
untuk mengumumkan atau mensosialisasikan suatu informasi. Contoh : saat adanya
program KB (Keluarga Berencana) yang bertujuan mengendalikan pertumbuhan
penduduk. Tapi bagi masyarakat desa hal ini masih terlalu baru dan mereka belum
mengenal apa itu KB sebenarnya, maka disini peranan opinion leaders tersebut dituntun untuk menyampaikan informasi
bahwa program KB ini bertujuan penting bagi kelangsungan masyarakat dipedesaan.
- Opinion
leaders Pasif (Opinion Seeking)
Dalam hal ini followers lebih aktif
mencari sumber informasinya kepada opinion
leaders, sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi seperti halnya contoh
diatas tersebut.
Monomorfik dan Polimorfik Opinion leadership
Monomorfik adalah seorang pemuka pendapat
hanya dapat menguasai satu pokok permasalah saja. Artinya pemimpin ini hanya
bisa memecahkan dan menyelesaikan satu pokok permasalahan yang ada dalam
masyarakat.
Polimorfik adalah seorang pemuka pendapat
menguasai lebih dari satu pokok permasalahan yang ada. Artinya pemimpin ini
dapat memecahkan serta mengatasi berbagai macam permasalahan yang ada dalam
masyarakat.
Tingkat pendapat
kepemimpinan polimorfik dalam suatu sistem sosial tertentu tampaknya bervariasi
dengan faktor-faktor seperti keragaman topik yang kepemimpinan opini ukur,
apakah norma-norma sistem yang inovatif atau tidak, dan sebagainya.
- Karakteristik Opinion
leaderss
Opinion leaders adalah orang yang mempunyai keungulan
dari masyarakat kebanyakan. Adapun karakteristik tersebut adalah :
Ø
External
Communication
Generalisasi 8: pemimpin opini memiliki eksposur yang lebih
besar untuk media massa dari pengikut mereka.Pemimpin opini memperoleh
kompetensi mereka yang dirasakan dengan melayani sebagai jalan bagi masuknya
ide-ide baru ke dalam sistem mereka.Hubungan eksternal dapat diberikan melalui
saluran media massa, oleh cosmopoliteness pemimpin, atau melalui kontak agen
besar pemimpin perubahan.
Generalisasi 9: pemimpin opini lebih kosmopolit dari
pengikut mereka.
Generalisasi 10: pemimpin opini memiliki perubahan yang lebih
besar kontak agen dari pengikut mereka.
Ø
Accessibility
Pemimpin opini
dalam menyebarkan pesan tentang suatu inovasi, mereka harus memiliki link
jaringan yang luas interpersonal dengan pengikutnya.Pemimpin opini harus secara
sosial diakses.Salah satu indikator aksesibilitas tersebut adalah partisipasi
sosial; tatap muka komunikasi tentang ide-ide baru terjadi pada pertemuan
organisasi formal dan melalui diskusi informal.
Generalisasi 11: pemimpin opini memiliki partisipasi sosial
lebih besar dari pengikut mereka.
Ø
Sosioeconomic
Status
Pengikut biasanya
berusaha mencari pemimpin opini dengan status lebih tinggi. Hal ini dinyatakan
oleh Gabriel Tarde (1903): "Penemuan dapat mulai dari jajaran terendah
dari orang, tetapi ekstensi tergantung pada adanya beberapa elevasi sosial yang
tinggi."
Generalisasi 12: pemimpin opini memiliki status sosial
ekonomi lebih tinggi dari pengikut mereka.
Ø
Innovativeness
Jika pemimpin
opini harus diakui oleh rekan-rekan mereka sebagai ahli yang kompeten dan dapat
dipercaya tentang inovasi, para pemimpin opini harus mengadopsi ide-ide baru sebelum
pengikut mereka. Ada dukungan empiris yang kuat untuk Generalisasi 13: pemimpin
opini lebih inovatif dari pengikut mereka.Tapi pemimpin opini tidak harus
inovator.Kadang-kadang mereka, tetapi sering mereka tidak.Sekilas, tampaknya
ada bukti yang bertentangan, apakah atau tidak pemimpin opini adalah
inovator.Apa yang menjelaskan paradoks ini? Kita harus mempertimbangkan efek
dari norma-norma sistem pada inovasi dari para pemimpin opini, karena sejauh
mana para pemimpin opini yang inovatif tergantung sebagian besar pada pengikut
mereka.
Keinovatifan, Kepemimpinan Opini, dan Sistem Norma
Generalisasi 14: Ketika norma-norma sistem sosial yang
mendukung perubahan, pemimpin opini lebih inovatif, tetapi ketika norma-norma
tidak mendukung perubahan, pemimpin opini tidak terutama inovatif. Dalam
sistem dengan norma-norma yang lebih tradisional, para pemimpin opini biasanya
satu set terpisah individu dari inovator. Para inovator yang dirasakan dengan
kecurigaan dan sering dengan tidak hormat oleh anggota sistem tersebut, yang
tidak percaya rasa penilaian tentang inovasi. Misalnya, dalam studi petani
Kolombia di desa-desa tradisional, Rogers dengan Svenning (1969) menemukan
bahwa pemimpin opini hanya sedikit lebih inovatif dari pengikut mereka dan
lebih tua dan kurang kosmopolit. Tapi di desa-desa progresif, pemimpin opini
masih muda dan inovatif.Jadi norma-norma sistem menentukan apakah atau tidak
pemimpin opini adalah inovator.
Data dari inquirie
di berbagai negara mendukung gagasan dari pemimpin opini sebagai sangat sesuai
dengan norma-norma sistem.Komunitas yang paling tradisional, baik pemimpin
maupun pengikut mereka yang inovatif, dan sebagai hasilnya, masyarakat tetap
tradisional. Dalam komunitas yang paling modern, norma masyarakat mendukung
inovasi, baik pemimpin dan pengikut adalah inovatif. Dalam masyarakat rentang
tengah, dimana modernisasi sedang berlangsung, divisi terjadi dan para pemimpin
masyarakat berpendapat memimpin jalan menuju modernisasi, dengan mencoba
ide-ide baru sebelum petani lain di masyarakat.
Sebuah kesalahan
umum yang dibuat oleh agen-agen perubahan adalah bahwa mereka memilih pemimpin
opini yang terlalu inovatif.Agen perubahan bekerja melalui pemimpin opini dalam
rangka untuk menutup kesenjangan heterophily dengan klien mereka.Tapi jika
pemimpin opini terlalu jauh lebih inovatif dari klien rata-rata, heterophily
yang dulunya pernah ada antara agen perubahan dan kliennya sekarang ada antara
pemimpin opini dan pengikut mereka. Inovator adalah pemimpin opini miskin dalam
sistem dengan norma-norma tradisional: Mereka terlalu elit dan terlalu
berorientasi pada perubahan. Inovator tersebut berfungsi sebagai model
realistis untuk klien rata-rata, dan ia tahu ini. Norma-norma dari sistem
menentukan kategori adopter pemimpin opini dalam sistem milik.
Pengaruh pemimpin
opini dalam suatu sistem sosial dapat bervariasi tidak hanya berdasarkan
inovasi relatif nya dengan norma sistem tetapi juga berdasarkan sifat dari
inovasi yang menyebarkan.
- Contoh-contoh Penerapan Opinion leaders Dalam Kehidupan
Opinion leaders dalam Komunikasi
Opinion leaders menjadi salah satu unsur yang sangat
mempengaruhi arus komunikasi. Khususnya dipedesaan berbagai perubahan dan
kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh opinion
leaders. Misalnya pemimpin opini bisa berperan memotivasi masyarakat agar
ikut serta secara aktif dalam pembangunan, untuk itulah selayaknya pemerintah
memberikan perhatian khusus terhadap pemuka pendapat ini. Bukan sebaliknya
malah menjatuhkan opinion leaders
tersebut. Misalnya tentang kepercayaan masyarakat pada program pembangunan,
selayaknya pemerintah memfungsikan peran opinion
leaders sebagai tokoh sentral dalam pembanguanan di pedesaan.
Di desa ada suatu kecenderungan dalam
masyarakat, dimana warga masyarakat akan lebih sering berkomunikasi sesama
mereka dengan memilih tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Misalnya
mereka akan lebih tertarik dengan individu yang hanya lulusan SD dan SMP
dibanding dengan lulusan universitas. Sebagaimana yang dikatakan Everett M.
Roger dan Shoemaker “bahwa orang–orang yang paling tinggi status sosialnya
dalam sisitem sosial jarang sekali untuk berinteraksi langsung dengan
orang-orang yang paling rendah status sosialnya.”
Opinion leaders dalam Kehidupan Politik
Pemimpin opini adalah mereka yang punya otoritas
tinggi dalam menentukan sikap dan perilaku pengikutnya. Bukan dari kedudukan,
jabatan politik tetapi karena kewibawaan, ketundukan, kharisma, mitos yang
melekat padanya atau karena pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya.
Sebab pada saat sekarang banyak para pemimpin politik yang hanya disanjung
dengan jabatannya saja. Sebagai contoh Megawati dan Gus Dur ditempatkan sebagai
pemimpin opini dalam politik. Karena keduanya mampu menentukan sikap dan
perilaku pengikutnya. Megawati bisa “memaksa” pengikutnya untuk memilih PDI-P,
apa pun yang terjadi pada partai tersebut, begitu juga Gus Dur bisa menentukan
pengikutnya untuk terus mendukung dirinya pada tanda gambar PKB.
Mengapa Megawati dan Gus Dur dianggap
sebagai pemimpin opini.
1. Megawati dan Gus Dur menjadi panutan pengikutnya, panutan tersebut
tidakberdasarkan ketundukan rasional tetapi ketundukan irasional. Kata lainnya
apa pun yang dilakukan kedua pemimpin tersebut baik dan buruk lebih cenderung
diikuti pengikutnya. Bahkan gaya kepemimpinan keduanya lebih didasarkan pada
kepemimpinan yang kharismatik.
2. Mereka menentukan apa yang harus dilakukan pengikutnya. Contoh, jika
keduanya bilang massa bergerak ke kiri, mereka akan bergerak ke kiri.
3. Peran keduanya juga mengukuhkan bahwa media massa punya pengaruh yang
kecil dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakatnya. Artinya meskipun
media massa tersebut menolak ide kedua orang tersebut, tetapi masyarakat tak
jarang mencari informasi yang benar untuk mendukung dan mematuhi pendapat
pemimpin opininya.
Opinion leaders dalam Kehidupan Sosial
Peranan pemimpin opini dalam kehiduan
sosial di Indonesia juga tidak bisa dibilang rendah. Karena pemimpin opini
sangat dipercaya dalam masyarakatnya. Ia ikut dalam menentukan berbagai
perilaku masyarakatnya. Di Indonesia, pemimpin opini ikut menentukan apakah
program keluarga berencana (KB) yang dikampayekan pemerintah pada tahun 70-an
sukses atau tidak. Secara terang-terangan di sebuah kantor Kepala Desa di
Patala, Jetis, Bantul Yogyakarta ditulis bahwa para Kiai dan tokoh masyarakat
lain mendukung gerakan program KB tersebut, bahkan KB dianggap halal dan sah.
Kampaye lewat tulisan ini penting agar masyarakat yang semula ragu terhadap
program KB tidak sangsi untuk memakai alat kontrasepsi. Bisa dibanyangkan
bagaimana jika program KB ini tidak mendapat dukungan dari para pemimpin opini,
sekuat apa pun keinginan pemerintah atau dipaksa dengan cara apa pun masyarakat
tentu tidak akan menganggap KB sebagai program baru yang justru membatasi anak.
Padahal filsapat hidup yang pernah berkembang di desa adalah banyak anak banyak
rezeki.
Masa Depan Opinion leaders di Indonesia
Masa depan opinion leaders di Indonesia ditandai oleh :
- Masuknya teknologi komunikasi di pedesaan telah
menyebabkan munculnya jarak sosial antara pemimpin opini dengan
masyarakatnya.
- Dengan masuknya teknologi, hubungan yang selama
ini terbina antara pemimpin opini dengan masyarakat itu sendiri kian
memudar. Masalahnya, acara pengajian, penyebarluasan informasi yang bisa
dilakuaka secara face to face sudah didapatkan lewat saluran komunikasi
massa (televisi).
- Teknologi yang masuk ke desa telah mengubahm
muatan penting dalam komunikasi. Sebelum masuk teknologi, hubungan antara
masyarakat lebih didasarkan pada perasaan salind memiliki dan rela
berkorban. Tapi setelah masuknya teknologi tersebut telah mengubah pola
pikir masyarakat dan budaya masyarakat menjadi lebih konsumtif.
- Walaupun
kepercayaan terhadap pemimpin opini sedikit berkurang, tetapi para
pemimpin opini ini masih sangat berperan kuat dalam mempengaruhi sikap
serta perilaku pengikutnya di desa. Bahkan dampak positifnya, pemimpin
opini juga bisa memberikan pengaruh tidak hanya dalam masalah dimasyarakat
desa, tetapi juga bisa mempengaruhi sikap dan perilaku memilih dalam
politik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Opinion leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang
tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu
sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi
pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan
sebagai model dimana perilakunya (baik mendukung atau menentang) diikuti oleh
para pengikutnya.
Opinion leaders bukanlah manusia yang serba tau akan
segala hal, tetapi kelebihannya adalah bahwa mereka diangap orang yang lebih
peka dan in group serta tahu adat kebiasaamn masyarakat. Mereka memiliki jiwa
sosial yang tinggi serta selalu siap memantu perubahan sosial di lingkungannya.
Konsep kepemimpinan pendapat berasal sebagai bagian dari model
aliran dua-langkah, yang hipotesis bahwa pesan-pesan komunikasi mengalir dari
sumber, melalui saluran media massa, para pemimpin opini, yang pada gilirannya
meneruskannya kepada pengikut.