Sunday, April 7, 2013

Penelitian Meta-Analisis


A.     Pendahuluan
            Meta-analisis merupakan metode yang paling concern pada pendekatan kuantitatif. Meta analisis tidak fokus pada kesimpulan yang didapat pada berbagai studi, melainkan fokus pada data, seperti melakukan operasi pada variabel- variabel, besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel. Untuk mensintesis literatur riset, meta-analysis statistikal menggunakan hasil akhir dari studi-studi yang serupa seperti ukuran efek, atau besarnya efek. Fokus pada ukuran efek dari penemuan empiris ini merupakan keunggulan meta-analysis dibandingkan dengan metode tinjauan literatur lain.
           Meta-analisis memungkinkan adanya pengkombinasian hasil-hasil yang beragam dan memperhatikan ukuran sampel relatif dan ukuran efek. Hasil dari tinjauan ini akurat mengingat jangkauan analisis ini yang sangat luas dan analisis yang terpusat. Meta-analysis juga menyediakan jawaban terhadap masalah yang diperdebatkan karena adanya konflik dalam penemuan-penemuan beragam studi serupa.

B.     Pengertian Meta-Analisis
            Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981).  Dengan kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode  statistik dari beberapa hasil penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya. Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
            Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Borg (1983) meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
            Saat ini meta-analisis paling banyak digunakan untuk uji klinis. Hal ini dapat dimengerti, karena uji klinis desainnya lebih baku dan memberikan bukti hubungan kausal yang paling kuat. Meta-analisis juga dapat dilakukan terhadap berbagai studi observasional, namun akan mengundang lebih banyak masalah baik dalam metodologi maupun perangkat statistika yang digunakan, karena bisa lebih mengancam pada studi observasional dibanding pada uji klinis.
            Dilihat dari prosesnya, meta-analisis merupakan suatu studi observasional retrospektif, dalam arti peneliti membuat rekapitulasi fakta tanpa melakukan manipulasi eksperimental. Effect size, yakni perbedaan kejadian efek antara kelompok  eksperimental dan kelompok kontrol dalam meta-analisis merupakan gabungan effect size masing-masing studi yang dilakukan dengan teknik statistika tertentu. Karena pada umumnya pembuat meta-analisis tidak memiliki data dasar penelitian, maka praktis dimensi effect size yang digabungkan dalam meta-analisis sama dengan yang dilaporkan dalam artikel yang digabungkan. Skala variabel efek pada meta-analisis dalam literatur kedokteran dapat berskala nominal, numerik, atau ordinal.
Gambar 1. Diagram Venn memperlihatkan hubungan antara tinjauan pustaka, review sistematik, dan meta-analisis.
            Dalam sumber lain mengatakan, Meta-analisis adalah teknik yang digunakan untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif dengan cara mencari nilai efek size (Barbora 2009; Sutrisno, Hery, Kartono 2007). Efek size dicari dengan cara mencari selisih rata-rata kelas eksperimen dengan rata-rata kelas kontrol, kemudian dibagi dengan standar deviasi kelas kontrol. Data-data penting yang dicatat dari hasil peneltian yang dirangkum diantaranya :
  • Variabel bebas dan variable terikat beserta definisi konseptual dan definisi operasionalnya,
  • Variabel metodolgi, missal: jenis penelitian, cara pengambilan sample, statistic yang digunakan dalam analisis, jenis instrumen dan karaktristiknya.

Gambar 2. Rumus Effect size

C.   Tujuan Meta-analisis
            Tujuan meta-analisis pada umumnya tidak berbeda dengan jenis penelitian klinis lainnya, yaitu:
  • Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar-variabel
  • Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai p) maupun estimasi (interval kepercayaan)
  • Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounding) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.

D.  Jenis-jenis Meta-Analisis
            Saat ini meta-analisis mulai berkembang, terutama setelah dikenalkan oleh Glass pada tahun 1976.
  • Analysis of Moderator Effects

Berikut ini adalah Metode umum dalam Detecting/Assessing Moderator Effects :
Ø  Graphing – OLS regression
Ø  Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression
Ø  Variance analysis – Partition test
Ø  Outlier test
  •  Mediator Assessment Methods

Merupakan teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect, yaitu
Ø  Mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis
Ø  Studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size.

  •  Meta-analisis Kumulatif

Salah satu bentuk meta-analisis yang relatif baru adalah apa yang disebut meta-analisis kumulatif. Pada teknik ini hasil meta-analisis tidak dinyatakan dalam simpulan akhir, namun dibiarkan `terbuka', menunggu evidence lain dari penelitian serupa yang memenuhi kriteria. Data baru tersebut dimasukkan ke dalam metaanalisis, dan dihitung rasio odds-nya; demikian seterusnya setiap kali ada publikasi terbaru dan memenuhi kriteria pemilihan, data yang tersedia dimasukkan ke dalam meta-analisis. Teknik ini biasanya dipergunakan untuk studi meta-analisis terhadap suatu topik yang tidak banyak dilaporkan dalam literatur.

E.   Metode
            Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya  Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.

            Tahapan dalam mengerjakan meta-analisis (Jammie 2004; Sutrisno, Kartono 2007) :
  1.  Menetapkan domain penelitian yang akan dirangkum.
  2.  Memilih jenis publikasi yang akan dikumpulkan.
  3.  Mengumpulkan hasil penelitian atau literatur.
  4.  Mencatat data-data (variabel-variabel) penelitian.
  5.  Menghiting efek size per sumber atau penelitian.
  6.     Menginterpretasi rangkuman dan membuat laporan.
            Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan meta analisis:
  1. Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
  2. Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
  3. Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
  4. Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.

            Teknik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang  paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.

            Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:
  1. Kesalahan pengambilan sampel
  2. Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
  3. Kesalahan pengukuran pada variabel independent
  4. Dikotomi variabel dependen
  5. Dikotomi variabel independent
  6. Variasi rentangan dalam variabel independent
  7. Artefak atrisi
  8. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
  9. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
  10. Kesalahan pelaporan atau transkripsi
  11. Varians yang disebabkan oleh faktor luar.
            Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990 ) mengemukakan langkah-langkah/metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
b. Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
1)      Menghitung mean korelasi populasi
2)      Menghitung varians rxy 
3)      Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
4)      Dampak pengambilan sampel

c. Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
1)      Menghitung mean gabungan
2)      Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
3)      Interval kepercayaan
4)      Dampak variasi reliabilitas

E.   Kesimpulan
v  Meta-analisis adalah teknik statistika yang dimaksudkan untuk menggabungkan dua atau lebih penelitian orisinil yang dapat digabungkan. Meta-analisis dapat dipandang sebagai bagian dari review article yang dilakukan secara sistematis (disebut systematic review) yang menggunakan analisis stat istika formal.
v  Meta-analisis dipandang sebagai penelitian tersendiri, dan digolongkan dalam penelitian observasional retrospektif. Subyek penelitian pada meta-analisis adalah laporan penelitian orisinal, baik yang sudah dipublikasi maupun yang belum (tidak) dipublikasi.
v  Penyusunan meta-analisis harus diawali dengan usulan penelitian yang menyebut tujuan hipotesis, serta kriteria inklusi & eksklusi studi yang hendak dilakukan meta-analisis. Penelusuran subyek harus dilakukan dengan bantuan komputer, namun harus pula dilengkapi dengan handsearching.
v  Salah satu keuntungan meta-analisis adalah diperoleh 'studi baru' dengan jumlah subyek yang besar sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih definitif. Kelemahannya terletak pada masalah teknis yakni penggunaan statistika yang tepat untuk penggabungan data.


Sumber :
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/meta_analisis.pdf diunduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 12.30 wib
http://cobaberbagi.wordpress.com/2010/02/15/meta-analisis/ diunduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 13.10 wib
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/ diunduh pada hari Minggu, 7 April 2013 pukul 13.20 wib